TABURAN
CAHAYA MIMPI
(Kumpulan Puisi Sepi)
" Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.
Tidakkah engkau melihat bahwa mereka mengembara di setiap
lembah, dan bahwa mereka mengatakan apa yang mereka sendiri
tidak mengerjakannya? kecuali orang-orang (penyair-penyair)
yang beriman dan berbuat kebajikan dan banyak mengingat
Allah dan mendapat kemenangan setelah terzalimi (karena
menjawab puisi-puisi orang-orang kafir). Dan orang-orang
zalim kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan
kembali." (QS. Asy-Syu'ara : 224-227)
SKETSA
JENDELA MALAM
(Menyusuri belantara
kehidupan yang sunyi
dalam keterasingan
serta tak berdaya
kecuali berserah diri
dengan tawakal...)
"
"""" Dan seandainya (Al-Qur'an) itu Kami turunkan kepada
sebagian dari golongan bukan Arab, lalu ia membacakannya
kepada mereka (orang-orang kafir); niscaya mereka tidak
juga akan beriman kepadanya."""
(QS. Asy-Syu'ara : 198-199)
KUMPULAN PUISI
KEPADA
PARA GURU
Tebing-tebing Cadas
Menopang Jalan kehidupanmu
Di saat kau pahatkan namamu
di mata nurani
Adakah keluhanmu
Selama ini
Luput dari ketegaranmu
Kupandang tanpa geming
Bertumpuk beban menantimu
Anak-anak terlantar
Butuh Pendidikan
Demi merenda semesta
Hidup mereka di masa depan
Melentang harap dalam rasa...
Tolong, berikan padaku satu kesan
bahwa pengabdianmu utuh
Tolong, berikan padaku satu pesan
bahwa engkau butuh pengharapan
Tolong, berikan padaku satu isyarat
bahwa kesejahteraan bagimu bahkan patut
menggelitik tugas-tugas pengabdianmu
La China, 1999
Remang Subuh. Datang bantuan
Seribu serdadu Kompeni
Sandar berlabuh di Suppa
Menyisir ujung pantai
Menyebar
Di kejauhan. Dengan berselendang
sarung Bugis. Bakka Lolona Sawitto
Petta Lolo La Sinrang menapak Batu Lappa
Benteng juang galang gerilya
Tunggang kuda putih
Membelah
ringkiknya panjang
menembus belantara Maccubbu
Dari empat penjuru arah
Belanda mengepung jarak
Petta La Sinrang meraung
Lincah cabut keris pusaka Jallo'e
Diacung sergap
Para serdadu
tewas terkapar
Petta La Sinrang tegak
Memandang langit dan simbah darah
menggaris tanah bertuah Addatuang
Dengan angin, fajar timur, dan gambang indah
Kokok ayam jantan mengurai pagi merah
Takluk akhirnya derai usia tua
Abadi terekam
dalam percikan sejarah
Pinrang, 2 April 2002
ARDIN MULKI RABBANI
PAMPLET REFORMASI
Kepada Elit Politik
Panas terik cakrawala Indonesia
ganas dan gerah
menjilat sempana wilayah
bumi warisan leluhur
Hujan menderu, pohon luruh
diam tengadah
sepercik rangkaian negeri besar ini
negeri timur tempat terbit matahari
Indonesia tegar tak lagi tenar seantero jagat
merangkak luka nanar terpahat
Gempa bumi di Ambon. Ulah manusia
yang merana dalam tarian
tifa sisa-sisa bentang prikemanusiaan
padahal perang garang ini
bukan berpijak kebenaran
tekad menghancurkan
cahaya abadi
Hujan air mata di Aceh
Memberi gaung separatis
tanpa kompromi tega
tegakkan bayangan syariat murni
bumi berkah serambi mekah
Kilat di Poso. Dendam
Konon menggaris dunia
Timor-timur melambai selamat tinggal
Irian jaya gundah jadi Papua
Bintang kejora mengibar berkeringat
Tragedi Sampit. Adalah murni tragedi kemanusiaan
potret cerminan bumi nusantara
semakin sempit
setelah berabad dipersatukan sejarah kebesaran
Sumpah Palapa, panji utama Gajah Mada
Mungkin hari ini
dan esok nanti
Anak-anak meringis
anak-anak yang tak lagi punya ibu bapak
anak-anak yang tidak mengerti apa-apa
sepakat menjulur sumpah dan tanda
Kiranya Langit kecewa :
Lihatlah berangnya halilintar
elit politik saling menyokong penghianatan
Karena itu. Sadarlah bagi seluruh penjuru
Gemakan di hati nurani
Bahwa jika kebenaran benar ditegakkan
Topanglah kokohnya segala menara
pijar langit akan bersinar
Mari, elit politik
galang prinsip kebenaran
sebab kebenaran bukanlah milik semu
satu kelompok
tapi kebenaran hakiki
terpatri suci di hati
seluruh penghuni bumi
Pahatkan. Tegakkan
jadikan negeri ini lestari
damai abadi
jadikan negeri ini merdeka berseri
setelah kemerdekaan ini
dikhianati anak bangsa sendiri
terkungkung dalam
di dada.
di dada.
Bumi Allah Pinrang, 22 Muharram 1422 H
Hikam Nurhadi Mizan (Ridwan M, S.Ag)
Buat Ulama Muda atau Para Cendekia
Bangkitlah wahai Ulama muda
Bangkit menopang risalah umat
Bersama dalam gema :
Menggoreskan persaudaraan
Tuntutlah kearifan
Mengenal hakikat
Bukan mendulang
Sepihak fitnah khilafiah
Janganlah tersesat di jalan-Nya
Ingat pesan Nabi :
Dengki sesama
Penyakit berbahaya bagi hati
Titipan Iblis laknatullah
Renungkan bumi fana
Musibah merata
Mulai terkuak :
Gempa
Banjir
Lonsor
Wabah
Lumpur gas tumpah
Kebakaran hutan
Angin puting beliung
Dan seribu petaka
Ibrah bentuk bencana Ilahi yang terencana
Bahkan, boleh jadi kiamat sudah sangat dekat !
Bangkitlah Ulama muda
Pahami kebenaran jalan syahadah
Pada alamat kedamaian sajadah
Islam itu rahmat semesta
Merangkul dunia
Pinrang, 24 April 2007
Hikam Nurhadi Mizan
(nama samaran Ridwan M, S.Ag)
SERUAN
kepada Penuntun Umat
Para da'i kiranya
Tanpa keluh
Pada jalan keteguhan
Kebenaran sejati Al-Qur'an
Di hati para da'i
Penuh jawaban
Mengurai pahala ataukah pelanggaran
Ketika manusia terlena
Meremehkan ibadah
Lalu turunlah murka Allah
Menegur semua
Kembali menuju jalan-Nya
Kini umat resah
Kesesatan merajalela
Hambatan iman
Surut
Keikhlasan
Penerimaan
Tersia
Para da'i juga manusia biasa
Butuh pengertian
Dorongan berjuang
Suppa, 23 Nopember 2007
Hilal Ibnu Sabil
( nama samaran Ridwan M, S.Ag)
PENANTIAN PARA DA'I
Sketsa Turunnya Hidayah
Pencaran cahaya
Gema seruan Ilahi
Terlukis pada garis lembah
Setiap arah
Ketika kejauhan
Ada panggilan hati
Dan harapan perjalanan sejati
Tanda abadi
Mengungkap ketegaran
Adakah semesta
Bias jalan berjuang menuntun
Pada pemurnian akidah
Menuju pijakan
Penantian bersama
Bagi perwujudan keselamatan umat
Bottae Kariango, 27 Okt. 2007
Hilal Ibnu Sabil
(nama samaran Ridwan M, S.Ag)



















Qulir Ruhu illa min amri Rabbi. Wa maa utietum minal ilmi illa qalielan.
BalasHapusKatakanlah bahwa ruh menuruti perintah Tuhan. Dan pengetahuan manusia tentang ruh itu sangat sedikit.
BalasHapusAss... Bisa ada pusis dalam bahasa bugis yg bertemakan pahlawan kanda kl ada tolong di bagi kanda
BalasHapusMksdq adakah puisita dlm bahasa bugis kanda bertemakan pahlawan
BalasHapusAdekmu kak
BalasHapusAda yg tau puisi bakka lolona sawitto
BalasHapus